HOME SURABAYA,- Striker bengal Italia, Mario Balotelli, secara
mengejutkan menjadi kambing hitam atas kegagalan Italia lolos dari babak
penyisihan grup D Piala Dunia 2014 setelah hanya mampu menang melawan
Inggris dan kalah melawan Kosta Rika serta Uruguay.
Pelatih Italia sebelumnya, Cesare Prandelli, mengandalkan Balotelli untuk menjadi seorang finisher
yang produktif di lini depan Azzurri. Dimana tugas itu kemudian gagal
diterjemahkan Balotelli di atas lapangan selama membela Italia di Piala
Dunia 2014.
Setelah gagal di Piala Dunia, Prandelli mengundurkan diri dan
digantikan pelatih Juventus Antonio Conte. Gebrakan baru dilakukan Conte
dengan tidak memanggil Balotelli dalam laga persahabatan melawan
Belanda dan kualifikasi Euro 2016 melawan Norwegia. Conte lebih memilih
memberi kesempatan pada pemain muda.
Simone Zaza yang bermain bersama Ciro Immobile di lini depan Italia
kala melawan Italia, bermain apik dan menjadi motor serangan Italia.
Setelah penampilan mengesankan dalam dua pertandingan bersama timnas,
striker Sassuolo itu disebut mempunyai potensi untuk menendang Balotelli
dari starting eleven.
Memang terlalu dini untuk menyebut Zaza mampu mendepak Balotelli
setelah mampu menunjukkan hasrat haus gol didepan gawang lawan. Namun
mungkin juga hal itu tidak berlebihan jika menilik pertandingan melawan
Norwegia. Zaza mencetak gol pembuka sebelum digandakan Leonardo Bonucci
dan membuat Italia menang 2-0. “Ini minggu luar biasa bagi saya. Tak
ubahnya seperti mimpi,” kata Zaza usai pertandingan melawan Norwegia.
Munculnya Zaza tentunya menjadi angin segar buat Azzurri di kancah
internasional. Pemain setinggi 187 cm itu disebut memiliki kontrol bola
yang baik. Ia juga dinilai memiliki kecepatan dan mobilitas yang lebih
unggul dari seorang Balotelli yang mempunyai tinggi 189 cm. Tapi
sejatinya, Italia memang tak seharusnya khawatir karena regenerasi
pemain di skuat Azzurri berjalan dengan baik.
Zaza sendiri sudah tampil memesona di timnas Italia kelompok umur
junior. Bersama U-16, U-17 dan U-19, Zaza juga tampil mengesankan ketika
ditandemkan dengan Domenico Berardi. Performa Zaza di musim lalu juga
masuk kategori bagus. Tapi sebelumnya ada perjalanan berat yang harus
dijalaninya.
Masuk sebagai pemain junior dan sempat membela klub Serie A seperti
Atalanta dan Sampdoria, Zaza hanya bisa lima kali tampil antara 2008 dan
2011. Perjalanan karirnya lebih banyak diwarnai kesepakatan peminjaman
pemain. Tapi di sinilah dia bisa menunjukkan kemampuannya.
Saat bermain buat Viareggio, Zaza melesakkan 11 gol dari 18 laga.
Ascoli pun menariknya bergabung di musim 2012/13, di mana dia mampu
melesakkan 18 gol buat tim Serie B tersebut.
Juventus, bersama Sassuolo, kemudian menggaetnya dari Sampdoria. Baru
pada 20 Juni 2014 Sassuolo mendapatkan hak kepemilikannya secara
permanen dari Juventus.
Dan bersama timnya itu, musim ini akan menjadi musim yang menarik
buat Zaza. Pastinya ada hasrat darinya untuk terus berkembang dan hal
ini menjadi wajib karena Zaza sendiri menegaskan keinginan bisa terus
membela Azzurri. Berkaca dari pernyataan Conte sebelumnya, bahwa hanya
pemain yang pantas bisa masuk ke skuatnya, performa yang stabil di level
atas menjadi hal yang harus bisa dipenuhi Zaza.
Bekerja keras bersama Immobile di lini depan untuk menekan pertahanan
lawan, termasuk saat mengacak-acak pertahanan Belanda, Zaza mungkin
tidak seajaib Balotelli. Namun Zaza mempunyai masa depan yang cerah dan
dia siap membuat perbedaan untuk Italia diatas lapangan. Jika Balotelli
tak bisa menunjukkan potensinya, Italia kini mempunyai striker lain yang
bisa memenuhi ekspektasi tersebut. Simone Zaza hanyalah satu
diantaranya.
RUBI ALFA,-HOME SURABAYA,-
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan kalian berkomentar,namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam .
Untuk yang tidak mempunyai akun apapun,anda bisa gunakan Anonim (✿◠‿◠)...
Untuk membalas komentar/reply akan keluar Pop Up, jangan hapus kode yang ada di kotak komentar
\\▼▼▼| |▼▼▼| |▼▼▼| |▼▼▼| |▼▼▼| |▼▼▼| |▼▼▼//